Profil

Struktur Organisasi dan Personalia JARAK

Struktur Organisasi
Personalia JARAK

Berdasarkan struktur JARAK yang dihasilkan dalam Rapat Anggota Kedua, Jakarta pada tanggal 2 s.d 3 Desember 2022 maka susunan untuk periode 2023 – 2027 adalah sebagai berikut :

Komposisi Kepengurusan:

Pembina:

	Aktivis peduli pemenuhan hak dan perlindungan Anak. Mengembangkan program penanganan pekerja anak melalui berbagai pendekatan (berbasis komunitas, pengembangan model desa Layak Anak dan juga melakukan advokasi utk memastikan adanya kebijakan dan program penghapusan pekerja anak). Untuk memperkuat advokasi, lembaga yang didirikannya, LPKP Jatim bersama beberapa LSM peduli anak membentuk jaringan LSM untuk penghapusan pekerja anak yang diberi nama JARAK, sebuah jaringan yang bekerja di tingkat nasional. Anwar Sholihin terlibat dalam pembentukan Lembaga Perlindungan Anak di Provinsi Jawa Timur. Saat ini dipilih dan dipercaya menjadi Ketua dan Tim Fasilitator Kabupaten/Kota Layak Anak Provinsi Jawa Timur.
Anwar Sholihin

Keumala Dewi

Arum Ratnawati

Pengawas:

	Aktivis/ pegiat NGO pemeduli/ pemerhati perlindungan anak dan perempuan. Isu lainnya juga terkait dengan eksploitasi seksual anak, kesehatan lingkungan dan masyarakat, pembelajaran bersama masyarakat tentang keadilan gender, disabilitas dan kerja kerja advokasi kebijakan pembangunan yang inklusif. Kerja lain yang menjadi konsentrasinya adalah melakukan penelitian eksploitasi anak, perubahan sosial, ekonomi dan sumber daya lingkungan di masyarakat pedesaan, pesisir dan perkotaan.
Mas'ud
	Pegiat isu perlindungan anak di Kalimantan Timur ini merupakan seorang dosen yang aktif juga mengelola PAUD. Berpengalaman sebagai tenaga ahli di DPRD Provinsi Kalimantan Timur dan saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif PKBI Daerah Kalimantan Timur.
Sumadi
	Dr. Ahmad Sofian, S.H., M.A adalah dosen tetap di Jurusan Hukum Bisnis BINUS University. Peneliti dan penulis di bidang kriminologi, kejahatan seksual anak, kejahatan HAM dan korporasi serta delik-delik pidana khusus. Pengalaman berkarya di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak, ECPAT Indonesia, konsultan di UNICEF Indonesia dan sebagai staf pengajar tidak tetap di beberapa Fakultas Hukum di Indonesia.
Ahmad Sofyan
	Saat ini menjabat Sekretaris 1 dan Direktur Eksekutif YKAl (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia), bergabung di YKAI sejak 1988. Senantiasa berjuang untuk kesejahteraan anak, khususnya Anak Indonesia.
Winarti Sukaesih

Pengurus:

Ketua	Pegiat LSM yang fokus pada isu pemberdayaan hak perempuan dan perlindungan hak anak. Aida juga seorang periset, penulis essay, puisi dan cerpen serta karya antologinya diterbitkan oleh Tembi Rumah Budaya, Afkaruna dan Dian Writings.

Aida Milasari
Sekretaris	Pegiat LSM dengan konsentrasi pada perlindungan anak, penghapusan pekerja anak, dan isu perempuan. Saat ini menjadi pengurus Homenet Asia Tenggara yang mendampingi komunitas perempuan pekerja rumahan dan program pemberdayaan perempuan. Peneliti untuk isu ekonomi dan perlindungan sosial. Berpengalaman dalam pengembangan program penghapusan pekerja anak dan perlindungan anak berbasis masyarakat.

Titin Kustini
Bendahara	Ketua Lembaga Perlindungan Anak Sulsel. Menghabiskan separuh waktunya untuk advokasi dan membangun jejaring isu anak dan mainstreaming gender. Aktif mendorong provinsi dan kabupaten/kota untuk melahirkan regulasi dan mekanisme layanan terpadu fokus pada Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (AMPK). Selain itu aktif memfasilitasi pembentukan Sekolah Ramah Anak. Saat ini tergabung dalam Koalisi Stop Perkawinan Anak Sulawesi Selatan, mendampingi prov dan kab/kota menyusun Strategi Daerah dan RAD Stop Perkawinan Anak dan menjadi Tim Panel Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Sulawesi Selatan.

Fadiah Machmud

Direktur Eksekutif:

	Akrab disapa Beti MC, penggerak jurnalisme warga untuk menyuarakan perlindungan anak, termasuk mengkampanyekan penanganan pekerja anak. Mengawali aktivitas di NGO sebagai fasilitator, penyusun modul, lekat dengan pengembangan media, membangun komunikasi di kelompok anak/remaja, dan kini menekuni dunia kepenulisan sebagai sarana kampanye di media sosial.
Maria Clara Bastiani