Header Ads

Breaking News
recent

Belajar Memantau Data Pekerja Anak di Desa

Betapa pentingnya mengelola data. Pengalaman melakukan pengumpulan data dan melihat perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan menjadi pembelajaran bagi para kader di Desa Pulosaren, wilayah yang menjadi bagian dari ujicoba penerapan panduan nasional pencegahan pekerja anak.

Sebagai daerah yang terkenal dengan komoditas sayur mayurnya, desa ini juga menyimpan cerita sebagian anak-anaknya tidak tuntas mengikuti pembelajaran bahkan ada yang tidak bisa membaca menulis karena terpaksa keluar sekolah di tingkat yang sangat awal, kelas dua SD. Kondisi anak tidak sekolah (ATS) yang menjadi perhatian khusus dari banyak pihak membuat desa ini perlu melakukan intervensi agar tidak makin bertambah anak-anak yang putus sekolah.

Data awal yang sudah dikumpulkan saat tahun lalu dicoba untuk ditelusuri (lagi) pada bulan Juli-Agustus sebagai bagian dari monitoring situasi anak, utamanya mereka yang masuk dalam kategori pekerja anak. Desa ini juga menjadi tempat intervensi pencegahan pekerja anak karena selain angka tidak sekolah yang tinggi juga karena ada kebiasaan menikah di usia anak. Temuan ini disampaikan para kader yang kebetulan semuanya para ibu yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan di desa maupun dusun. Melacak data pekerja anak dan melihat perkembangan saat ini mendorong JARAK untuk merumuskan beberapa kegiatan aksi yang menjadi bagian dari merespons temuan ini.

Kader menemukenali situasi anak dari tujuh dusun dan menyampaikan pada rapat koordinasi di Balai Desa, Sabtu, 3 Agustus 2024. Bersama tim Seknas JARAK membedah temuan pekerja anak dan merumuskan apa yang perlu dilakukan paska pendataan. Dari lima kader yang mendata, beberapa isu penting yang harus segera direspons adalah kondisi anak yang menikah, mengalami gangguan kesehatan, bekerja sebagai pekerja rumah tangga, dan menindaklanjuti anak-anak yang masih ingin bersekolah. Dari seluruh data yang terkumpul ada sepuluh anak yang masih berminat sekolah dan dirujuk ke PKBM melalui program yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten dalam Pengembalian Pekerja Anak ke Pendidikan (PPAP).

Para kader yang bertanggungjawab mendata sesuai pembagian dusun akan melakukan pendekatan ke keluarga yang anaknya masih ingin sekolah agar turut mendorong anak-anak kembali mengenyam pendidikan. Kebutuhan anak lainnya akan disampaikan ke pihak desa untuk menjadi perhatian, termasuk memastikan anak-anak tersebut masuk dalam pemantauan berkala (bagi yang menikah di usia anak akan masuk dalam catatan khusus karena perlu dipantau bisa menjadi ibu hamil).

Bagi JARAK, langkah mengujicoba panduan ini menjadi penting untuk menemukan pola penanganan pekerja anak yang efektif tetapi melibatkan partisipasi aktif pihak desa dan mampu menggerakkan desa merespons situasi yang berkaitan dengan perlindungan anak agar menjadi tanggung jawab bersama.

Kontributor: mcb

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.