Header Ads

Breaking News
recent

Relawan SAPA Kabupaten Pahuwato Bergerak untu Mencegah, Memantau dan Meremediasi Pekerja Anak.

Keberadaan relawan SAPA yang aktif dalam pendampingan kasus perempuan dan anak menjadi bagian untuk tujuan dari DRPPA, Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. Sesuai dengan tujuan DRPPA, Relawan SAPA juga mempunyai peran dalam penanggulangan pekerja anak di desa.

Hamkawaty Mani Mbuinga, S.Pd., M.M. menyampaikan 10 indikator dalam DRPPA: Pengorganisasian perempuan dan anak; Ketersediaan data pilah; Adanya peraturan desa, Pembiayaan dan pendayagunaan aset desa; Persentase keterwakilan perempuan; Persentase perempuan wirausaha; Peningkatan peran ibu dalam pendidikan dan pengasuhan; Tidak ada kekerasan; Tidak perkawinan anak; dan Tidak ada pekerja anak.
Seknas JARAK bersama tim KPPPA memberikan penguatan isu pekerja anak pada 20 relawan SAPA dari dua desa piloting, Desa Bulili dan Desa Tirto Asri pada 29-30 Agustus 2023. Bertempat di Hotel Sunrise, Pahuwato, seluruh peserta mengikuti bimtek dengan aktif dan merespons situasi pekerja anak dengan membagikan pengalaman dan pengamatan mereka selama ini tentang adanya pekerja anak di desanya. Sejumlah anak diketahui telah putus sekolah dan melakukan aktivitas bekerja di sektor pertanian, buruh kasar, penjaga anak, penjual kue dsb.

Beti MC selaku fasilitator menyampaikan data pekerja anak hasil BPS 2022. Peserta diajak mencermati angka pekerja anak di Provinsi Gorontalo yang memperlihatkan sejumlah 2,9 persen atau kurang lebih 20 ribu anak.

Misran Lubis, Program Manager ACCLAIM, memaparkan saat ini telah ada panduan nasional untuk pencegahan, pemantauan dan remediasi anak dan sudah diujicobakan tahun lalu. Saat ini panduan tersebut dapat menjadi rujukan para relawan SAPA jika menemukan kasus pekerja anak di desa. Imbuhnya, panduan nasional ini sedang diperjuangkan menjadi kebijakan hukum yang nantinya diharapkan menjadi cantolan dalam penanganan pekerja anak di desa.

Peran relawan SAPA sangat penting untuk mengurangi pekerja anak, termasuk bergerak cepat memberikan penanganan yang dibutuhkan. Itulah yang diharapkan bisa dilakukan relawan SAPA paska bimtek. Oleh karena ini peserta diajak untuk mengidentifikasi lembaga mana saja yang dianggap potensial untuk melakukan penanganan pekerja anak di tingkat desa.
“DRPPA, bukan program pemerintah, harapannya masyarakat dapat merasakan kehadiran program ini,” disampaikan oleh Kepala DinsosP3AP2KB, Hamkawaty Mani Mbuinga sebagai penyemangat kepada para relawan.

Walaupun bimtek ini hanya berlangsung selama dua hari, nampak perubahan dan peningkatan pengetahuan para relawan yang dapat terpantau dari hasil diskusi studi kasus, argumen dan membandingkan pre-test dan post-test.

Upaya menggerakkan semangat perlindungan anak dan perempuan mulai dari desa perlu kita dukung. Selamat mendampingi desa-desa demi terwujudnya Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.