Header Ads

Breaking News
recent

Integrasi Isu Pekerja Anak dalam Bimtek Kader DRPPA

Sebagai salah satu upaya untuk mengintegrasikan isu pekerja anak ke dalam program - program pemerintah yang berbasis di desa, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melalui Deputi Perlindungan Khusus Anak (PKA) dengan melibatkan JARAK dalam kegiatan Bimtek Fasilitator Daerah (Fasda) Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DKRPPA). Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 s.d 28 Maret 2024 di Hotel Best Western Kota Makassar. Diikuti oleh 23 peserta perwakilan dari 13 kabupaten dan 4 provinsi (Gorontalo, Papua, NTT dan Jawa Tengah).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pendampingan dan bimbingan bagi relawan SAPA dengan memperhatikan situasi anak dan perempuan sesuai konteks masing - masing desa/kelurahan dengan mempertimbangkan berbagai peluang dan tantangan yang tersedia serta untuk merespons adanya penggantian fasda di daerah. Bimtek ini difasilitasi langsung oleh Fasilitator Nasional (Fasnas) yang sudah ditunjuk oleh KPPPA serta tim JARAK dan Save The Children (STC) yang diminta untuk memberikan penguatan materi tentang Pekerja Anak (Sistem Perlindungan Anak dan Penanggulangan Pekerja Anak, Pencegahan Pekerja Anak serta Pemantauan dan Remediasi). Selama bimtek peserta mendapatkan materi - materi dari fasilitator nasional (Fasnas) antara lain pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, konsep SAPA, serta simulasi terkait materi - materi yang ada di dalam buku modul pelatihan iniyang sudah disusun oleh tim yang ditunjuk.

Kegiatan ini merupakan bimtek yang pertama kali dilaksanakan dengan mengintegrasikan isu pekerja anak dalam konsep DKRPPA. Seperti yang disampaikan langsung oleh Ibu Ciput sebagai Asisten Deputi Perindungan Khusus Anak dari Kekerasan (PKA-K) bahwa nantinya setelah kegiatan bimtek ini para fasiltator daerah (fasda) yang sudah dilatih diharapkan mampu menyampaikan atau memfasilitasi para relawan SAPA di daerahnya masing - masing dengan mengintegrasikan isu pekerja anak dalam peran yang akan dilakukan.

Seperti diketahui bersama bahwa KPPPA juga sudah menyusun panduan pencegahan, pemantauan dan remediasi pekerja anak berbasis masyarakat. Panduan inilah yang menjadi landasan dalam menyampaikan pemahaman kepada para peserta tentang isu pekerja anak serta bentuk aksi langsung yang dapat dilakukan oleh semua pihak bukan hanya pemerintah saja. Di satu pihak, untuk program desa/kelurahan ramah perempuan dan peduli anak (DKRPPA) itu sendiri sudah ada modul atau panduan khususnya yang sudah disusun oleh tim yang ditunjuk. Oleh karena itu perlu memadukan kedua panduan ini menjadi sebuah alur di dalam proses pelatihan maupun semua kegiatan yang akan dilakukan oleh fasda maupun relawan SAPA ke depannya.

Dari proses bimtek yang telah dilakukan selama tiga hari ini baik selama penyampaian materi - materi dan diskusi kelompok tampak sekali antusiasme para peserta khususnya terkait pembahasan isu pekerja anak yang memang merupakan materi atau tema baru dalam pelatihan bimtek kali ini. Dalam proses simulasi yang dilakukan para peserta secara berkelompok juga sudah mulai tampak mengaitkan atau mengangkat persoalan - persoalan pekerja anak yang terjadi di daerahnya masing - masing sebagai contoh di dalam menyampaikan materinya. Para peserta dari masing - masing kabupaten juga sudah mulai bisa mengidentifikasi situasi dan kondisi pekerja anak di daerahnya masing - masing contohnya seperti di Gorontalo yang mengindentifikasi maraknya pekerja anak di sektor tambang emas yang dilakukan secara ilegal oleh para pengusaha, selain itu juga peserta dari Kupang yang mengidentifikasi situasi pekerja anak di jalanan yang ada di wilayahnya. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengintegrasikan isu pekerja anak ke dalam desa/kelurahan ramah perempuan dan peduli anak (DKRPPA) bisa diwujudkan. Latar belakang para peserta yang beragam mulai dari tokoh agama (pendeta), pensiunan guru, aktivis LSM maupun ASN juga tidak membuat kesulitan dalam mengkaitkan isu pekerja anak ke dalam lingkungan sehari - hari mereka maupun dengan kondisi wilayahnya masing - masing.

Namun demikian dari diskusi evaluasi terhadap proses kegiatan ini yang masih menjadi PR bersama adalah bagaimana mengintegrasikan isu pekerja anak ini secara utuh ke dalam kedua kurikulum panduan yang sudah ada sehingga tidak hanya ditempelkan di dalam materi bimtek atau pelatihan relawan SAPA saja, ini yang perlu dibahas bersama oleh tim panduan DKRPPA dan tim penyusun panduan pencegahan, pemantauan dan remediasi pekerja anak berbasis masyarakat. Seperti yang diharapkan juga oleh Ibu Ciput bahwa bagaimana kedepannya panduan pencegahan, pemantauan dan remediasi pekerja anak juga dapat diintegrasikan dengan panduan DKRPPA yang sudah ada agar semakin lengkap. (Sumber: RTO)

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.